Roket Starship milik SpaceX meledak di udara beberapa menit setelah diluncurkan dari Texas pada Kamis 16 Januari 2025 waktu setempat.
Insiden ini memaksa sejumlah penerbangan di atas Teluk Meksiko untuk mengubah jalur guna menghindari puing-puing yang jatuh. Sekaligus menjadi pukulan bagi program roket unggulan Elon Musk.
Misi kontrol Starship SpaceX kehilangan kontak dengan Starship yang baru diperbarui tersebut delapan menit setelah peluncuran dari fasilitas roket di Texas Selatan pada pukul 17.38 waktu setempat. Roket ini membawa muatan uji coba berupa satelit tiruan tanpa awak.
Starship tampak berjalan mulus selama beberapa menit pertama. Sekitar dua setengah menit setelah lepas landas, wahana tersebut terpisah dengan aman dari pendorong Super Heavy dan menyalakan keenam mesinnya sendiri.
Setelah terbang sendiri selama sekitar lima menit, salah satu dari tiga mesin bagian dalam padam. Tiga mesin ini disusun dalam lingkaran di dalam tiga mesin lain yang dioptimalkan untuk ruang hampa.
Beberapa detik kemudian lebih banyak mesin mulai mati. Pada menit ke-8, 30 detik lima dari enam mesin mati dan nada siaran SpaceX mulai berubah beralih dari sorak sorai menjadi laporan yang mengkhawatirkan tentang status kapal. Sekitar 10 menit kemudian pembawa acara webcast dari SpaceX mengonfirmasi bahwa Starship hilang.
Gangguan Penerbangan
Kegagalan tahap atas Starship terakhir kali terjadi pada Maret tahun lalu saat roket tersebut memasuki kembali atmosfer Bumi di atas Samudra Hindia. Namun, jarang sekali insiden SpaceX menyebabkan gangguan signifikan pada lalu lintas udara.
Di Bandara Internasional Miami, beberapa penerbangan sempat dihentikan. Berdasarkan data dari situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, puluhan penerbangan komersial mengalihkan rute atau mengubah jalur untuk menghindari kemungkinan puing-puing.
Dalam sebuah pernyataan, Badan Penerbangan Federal Amerika (FAA) mengakui mereka memperlambat dan mengalihkan pesawat di sekitar area jatuhnya puing-puing wahana antariksa. “Operasional normal telah dilanjutkan,” bunyi pernyataan yang dibagikan pada pukul 7:48 waktu setempta.
FAA mengaktifkan “Debris Response Area” ketika roket atau pesawat antariksa hancur atau meledak di luar zona aman yang telah ditentukan.
Selama peluncuran roket, regulator secara rutin mengeluarkan peringatan kepada lalu lintas udara dan laut. Ini memperingatkan pelaut dan pilot untuk menjauh dari lokasi peluncuran. Namun, Starship hancur cukup lama di jalur penerbangannya yakni sekitar 8 menit setelah lepas landas. Menurut data telemetri terakhir yang dibagikan oleh SpaceX, ketinggiannya telah mencapai 146 kilometer dan melaju dengan kecepatan 21.317 kilometer per jam.
CEO SpaceX, Elon Musk, mengunggah video di platform X (dahulu Twitter) yang menunjukkan lapangan puing-puing roket dan berkomentar, “Keberhasilan tidak pasti, tetapi hiburan dijamin!”. Dia kemudian mengatakan kebocoran propelan kemungkinan jadi penyebab kecelakaan tersebut.
Tahap atas Starship yang hancur ini memiliki tinggi dua meter lebih dibandingkan versi sebelumnya. Menurut SpaceX, ini adalah generasi baru dengan peningkatan signifikan dan dirancang untuk mendarat terkendali di Samudra Hindia sekitar satu jam setelah peluncuran.
Misi ini merupakan uji coba ketujuh Starship sejak 2023 dalam upaya ambisius Elon Musk untuk menciptakan roket yang mampu membawa manusia dan kargo ke Mars. Sekaligus meluncurkan satelit dalam jumlah besar ke orbit Bumi.